Pasuruan. CBN-Indonesia.com
Memilukan, jalan di Desa Dukusari Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan yang diketahui sebagai jalan penghubung dua kecamatan, yaitu kecamatan Sukorejo dan kecamatan Wonorejo, rusak parah hingga memunculkan kubangan-kubangan air pada jalan tersebut. Jalan rusak sudah bertahun-tahun tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah daerah hingga pusat, kisaran kurang lebih sudah berjalan 10 tahun lamanya.
Diketahui, dikalah musim penghujan tiba, jalan berlubang tampak seperti kolam ikan leleh, di tiap-tiap sudut jalan banyak terdapat kubangan-kubungan mengagah seperti kolam ikan, karena sudah lama tidak pernah ada sentuhan perbaikan dari pemerintah kabupaten Pasuruan maupun pemerintah pusat.
Salah seorang warga sebut saja Cak Im (36) mengatakan, jalan tersebut mengalami kerusakan sudah sejak sepuluh tahun, kami ini harus mengaduh ke siapa mas sampai bingung kami ini.
“Padahal jalan ini merupakan jalan penghubung dua kecamatan (Sukorejo-Wonorejo),begitupun untuk penerangan jalan umum saja juga sangat minim”,terangnya. Selasa (02/11/21).
Lanjut cak Im, “kami loo mas, sampai kami usaha Swadaya untuk bisa uruk sendiri, menggunakan dana pribadi saya dan masyarakat lainnya, kurang lebih sampai habis 15 Dam truk. Karena kami kasian sama masyarakat yang melintas di jalan ini mas.
Kondisi tersebut membuat warga mengeluh,karena sejak lama tidak bisa menikmati kondisi jalan yang mulus.
Saat melewati ruas jalan tersebut,mereka harus bergelut dengan kubangan-kubungan air, sampai seperti kolam lele, di saat musim hujan tiba seperti saat ini.
Selain itu,di ruas jalan tersebut pun tidak ada saluran drainase. Hal itu membuat air hujan dari badan jalan, tak jarang yang mengalir ke pinggiran rumah kami.
“Kalau hujan deras sedikit saja, air dari jalan masuk ke halaman rumah. Saya berharap pemerintah khususnya kabupaten Pasuruan, segera menanggapi keluhan kami yang ingin menikmati jalan bagus dan tidak ingin kebanjiran”,jelas cak Im.
Disisi lain,kami berharap perbaikan pun nantinya dilakukan secara komperhensif. Selain badan jalan yang diperbaiki dengan menggunakan struktur beton atau Aspal hot mix. Karena perbaikan jalan sebelumnya hanya berumur pendek,karena hanya diaspal dan mudah tergerus air sehingga hancur lagi.
Sementara itu, Kasun Rosadi mengatakan, “saya sudah banyak menerima keluhan dari masyarakat, terkait kondisi jalan dan PJU di duga jalan lintas kabupaten yang sebagai penghubung dua kecamatan Sukorejo dan Wonorejo”.
Bahkan warga merasa di anaktirikan oleh pemerintah, karena sudah cukup lama tak bisa memiliki jalan yang bagus.
“Kami melihat di beberapa daerah lain sudah banyak yang diperbaiki, sedangkan kami yang mengajukan sejak lama, belum mendapat respon yang positif,paling sempat hanya ada perbaikan sedikit”,kata Rosadi.
“Sejak tahun 2000-an, perbaikan yang dilakukan hanya sebatas lastik alias aspal saeutik (aspal sedikit),itupun cuma sebagian saja yang diperbaiki. Jadi dalam waktu singkat, kondisinya kembali rusak tergerus aliran air saat hujan,” tutur Rosadi.
Sementara terkait drainase, Rosadi mengatakan, warga sebenarnya sempat berswadaya membangun gorong-gorong di tiga titik.Namun salurannya kini tertutup, karena ada pelebaran jalan yang juga dilakukan secara swadaya atau menggunakan dana pribadi.
Begitu juga perbaikan kecil di badan jalan, Rosadi mengaku warga hanya mampu berswadaya sedikit demi sedikit.Namun dengan kualitas yang seadanya, kondisi jalan tak lama kembali rusak.
Menurut Rosadi, pihaknya merasa sangat bingung,soalnya ketika mengajukan perbaikan ke pemerintah desa, perangkat desa berdalih tidak punya wewenang, karena ruas tersebut berstatus jalan kabupaten.
Sementara pengajuan ke Pemkab Pasuruan, melalui para wakil rakyat DPRD kabupaten Pasuruan, hingga kini juga belum mendapat respon positif. (Red)