Aktivis Pasuruan, Sayangkan Cara Klarifikasi Danramil Kepada Wartawan

PASURUAN. CBN-INDONESIA –
Kedatangan personel Koramil 0819/20 Gempol menemui langsung wartawan Imam Purnomo untuk klarifikasi pemberitaan mendapat kecaman dari aktivis Pasuruan.

Dalam pertemuan NGO dan wartawan di Pandaan, Jumat sore (1/12/2023), Direktur Pusat Studi dan Advokasi Kebijakan (PUSAKA) Lujeng Sudarto menganggap tindakan Danramil sebagai arogansi.

Menurut Lujeng, upaya klarifikasi pemberitaan ada tata caranya. Bukan malah mendatangi wartawan secara langsung pada malam hari dengan membawa banyak personel.

“Sebagai aparatur negara, harusnya bertindak sesuai UU Pers. Gunakan hak jawab. Datang malam-malam dengan membawa pasukan itu bentuk arogansi. Premanisme,” tegasnya.

Ia makin miris ketika mendapati pemberitaan yang dipermasalahkan oleh Koramil telah dicabut. Meski dicabut oleh inisiatif wartawannya sendiri, tetapi Lujeng menganggap Danramil dan personelnya telah melakukan represi non verbal.

“Itu namanya represi non verbal. Tanpa ada kejadian semalam (Kamis malam), saya yakin tak ada takedown berita,” sungutnya.

Senada dengan Lujeng, Ketua GM FKPPI Pasuruan Ayik Suhaya juga geram dengan tindakan Danramil dan personelnya. Ia mengatakan kejadian yang menimpa Imam Purnomo berpotensi terulang kembali di kemudian hari.

“Ini bisa menjadi preseden buruk bagi dunia jurnalis dan NGO. Harus ada tindakan agar tidak terulang dikemudian hari,” terangnya.

Yang terbaru, para NGO dan wartawan bakal mengawal terus kasus ini. Rencananya, kejadian ini bakal dibawa ke Dandim, Pangdam, KSAD, maupun Panglima TNI. Bahkan dalam pemberitaan lainnya, Tim Advokasi Aliansi Jurnalis Pasuruan Bersatu (AJPB) meminta Danramil membuat permintamaafan dalam tempo 1×24 jam.

Sementara dalam rekaman suara yang diterima awak media pada Jumat malam (1/12/2023), Danramil Gempol Kapten Cba Hadi Wibowo menegaskan tak ada niatan mengintimidasi Purnomo. Pihaknya hanya ingin klarifikasi dan menyelesaikan permasalahan tersebut secepat mungkin.

“Kalau (untuk) permintaan maaf, Saya salahnya dimana. Apa karena (mendatangi) tengah malam itu. Tapi itu kan karena siangnya sudah berusaha mencari dan bertemu Mas Pur tapi enggak berhasil. Kalau Saya kan sebetulnya ingin permasalahan ini cepat selesai. Itu saja,” ungkapnya.

Perihal rencana NGO dan wartawan yang bakal membawa kasus ini ke pimpinannya, ia memilih bersikap normatif. Dirinya siap menerima instruksi dari pimpinan. Termasuk kejadian Kamis malam, juga sudah ia laporkan ke komandan.

“Segala kegiatan ini Saya laporkan ke komandan. Saya tetap minta petunjuk ke komandan. Kalau misal Saya diperintahkan bikin rilis permasalahan ini, ya Saya bikin. Kalau Saya langsung bikin, Saya nanti disalahkan, wong Saya masih punya pimpinan,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, wartawan media online, Imam Purnomo didatangi Danramil Gempol beserta anggotanya. Kedatangan Danramil untuk mengklarifikasi pemberitaan Purnomo berjudul “Dana Upeti Pengamanan Warkop Gempol 9 Diduga Mengalir ke Beberapa Instansi”.

Kedatangan rombongan tentara itu terjadi pada Kamis malam sekira pukul 21.00 WIB (30/11). Dalam pertemuan tersebut, Purmomo akhirnya memanggil narasumber dan mencabut beritanya.

Penerbit : Redaksi

Our Visitor

0 8 1 1 3 5
Users Today : 652
Views Today : 878
Total views : 285543
Share on facebook
Facebook
Share on google
Google+
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Berita lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *