PASURUAN. CBN-Indonesia.com – Beredar Video yang berdurasi (30 Detik), gemparkan jagat maya. Bak Ibarat pertir menyambar di siang bolong, diduga ada seorang oknum Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kabupaten Pasuruan, yang di ketahui bernama, Hasbullah menebar sejumlah ancaman kepada Wartawan dan LSM. Diduga hal ini, dilakukan sehari setelah ia dilantik Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf.
Dalam orasinya di depan Kantor Dinas Pendidikan, Hasbullah meminta agar perwakilan kepala sekolah, agar tidak takut kepada siapapun yang mengganggu kepemimpinan. Termasuk jika ada wartawan dan LSM yang mengganggu akan ditumpasnya.
“Lek wani ngganggu kepemimpinanku, sekolahan, ati-ati mati awakmu (jika berani mengganggu kepemimpinan saya, sekolah, hati-hati mati kalian). Kepala sekolah gak usah takut, sama LSM, siapapun. Ini ada perwakilan wartawan, LSM, sebar iku ya, lek wani ganggu mati,” tegas Hasbullah dihadapan para kepala sekolah.
Aksi sok jagoan mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pasuruan, sempat mendapat dukungan dan sorak sorai dari beberapa kepala sekolah tersebut. Diketahui, Orasi Hasbullah yang terekam dalam video berdurasi 30 detik ini, viral di media sosial dan mendapat kritikan dari berbagai pihak LSM dan Wartawan.
Direktur Pusat Studi dan Advokasi Kebijakan (Pusaka) Lujeng Sudarto, mengecam keras aksi arogansi kepala Dinas Pendidikan tersebut. Sebagai seorang pejabat, sangat tidak etik berbicara dan mengintimidasi kelompok civil society.
“Hal Ini sangat tidak etis dan arogan, apalagi menebar ancaman. Harus ada sikap bersama dari kalangan pers dan pegiat LSM di Pasuruan,” kata Lujeng Sudarto.
Menurut Lujeng, “bersama sejumlah pegiat NGO dan Pers, ia akan menyampaikan nota protes kepada Bupati Pasuruan. Selain itu, karena mengandung unsur pidana pengancaman, kasus tersebut juga akan dibawa ke ranah hukum. Di Kutib dari halaman media (Nusadaily.com)
Terpisah, Arie Yoenianto, salah satu tim advokasi PWI Jawa Timur mengatakan, apa yang dilakukan pejabat sepert itu sudah menunjukkan adanya bibit – bibit anti kritik. “Dan ini upaya untuk mematikan kebebasan pers,” katanya.
Sam Oen, sapaan akrabnya mengatakan, tidak semua kritik yang disampaikan pers itu selalu buruk, karena ada juga kritik yang membangun untuk kemajuan dan kebaikan dunia pendidikan di Pasuruan.
“Sekali lagi, bibit – bibit anti kritik ini harus dilawan. Apalagi, yang disampaikan dalam pidato itu, yang mengganggu pendidikan termasuk wartawan, akan mati. Kalau sudah mengancam, berarti dia mengedepankan tangan besi,” sambung pria yang pernah menjabat Ketua PWI, Tegasnya. ( Yes/Red)