PASURUAN. CBN-INDONESIA – Praktik human trafficking kembali terjadi di kawasan Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Dua perempuan asal Palembang dan Cilacap mengaku dijebak masuk ke praktik bisnis prostitusi.
Modusnya, awalnya mereka ditawari bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).
Dua perempuan itu melapor ke kantor Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Pasuruan, Jumat (19/5) sore. Mereka adalah Nh, 28, asal Palembang dan Wl, 28, asal Cilacap, Jawa Tengah. Keduanya mengaku kini terjebak untuk bekerja di salah satu wisma yang ada di Gang Sono.
“Kami berdua ini awalnya dijanjikan sebagai pembantu rumah tangga di Tretes, Prigen. Ternyata sesampainya di sini, malah bekerja menjadi pemandu lagu atau purel plus-plus. Kami juga harus melayani tamu untuk melampiaskan syahwatnya,” ungkap Nh saat ditemui di kantor LPA bilangan Ruko Terminal Pandaan.
Nh mengaku tiba di Gang Sono, Tretes, Prigen, pada Senin (15/5). Ia diantar travel. Sebelumnya, ia sempat mampir di Bekasi. Sedangkan rekannya Wl, berangkat dari rumahnya di Cilacap diantar travel ke Tretes pada 29 April lalu.
Wl datang ke Tretes tidak sendirian. Ia bersama anak perempuannya yang masih balita. Hasil pernikahan sirih. Baik Nh dan Wl, keduanya saling kenal dari salah satu agensi via media sosial di Bekasi.
Karena butuh kerja, akhirnya mereka tergiur dan menerima tawaran agensi tersebut. Janjinya, bekerja sebagai ART di Tretes. “Di Tretes, saya dan Wl tinggalnya di wisma ikut salah satu perempuan sebagai germo. Di wisma, tinggal bersama beberapa wanita lainnya. Saya sendiri belum sempat melayani tamu,” jelasnya.
Karena akhirnya tahu dipekerjakan sebagai PSK, ia pun kaget. Ia sempat berusaha kabur keluar dari wisma tersebut. Upanya berhasil usai ditolong salah satu pemuda asal Tretes.
Sementara Wl, sudah tinggal lebih dulu di wisma kawasan Gang Sono. Ia mengaku sempat dapat booking-an dari tamu. Namun, ia hanya jadi pemandu lagu. Ia mengaku, ogah melayani fasilitas plus-plus.
Saat melayani tamu, Wl tak mengajak anak perempuannya yang masih balita. Ia menitipkan ke teman wanitanya di wisma ia tinggal selama ini.
“Sama dengan Nh, saya juga kaget (saat tahu diminta jadi PSK). Saya terus berontak dengan menolak ajakan tamu untuk hubungan seks. Sebab, saya tahunya kerja di sini untuk menjadi pembantu rumah tangga. Eh, malah dipekerjakan menjadi PSK,” gerutunya.
Wl dan Nh akhirnya mengaku lega lantaran bisa keluar dari wisma itu. Kini keduanya ditampung di kantor LPA. “Cerita sepintasnya seperti itu. Yang pasti, kami kaget dan syok. Kami ingin balik pulang ke kampung saja,” aku Wl diamini Nh.
Sementara itu, wakil ketua LPA Daniel Effendi membenarkan cerita kedua perempuan itu. Sebelumnya, dapat info dari pemuda di kawasan Tretes terkait adanya dua perempuan yang ditipu agensi.
Mau Tahan hingga 5 Ronde dalam Semalam? Ini Rahasianya (Baca)
Prostamin Forte
“Nh saya jemput duluan di rumah warga yang menolongnya pada Kamis (18/5) siang jelang sore,” ucapnya.
Setelah itu, Nh bercerita ada temannya lagi Wl yang bernasib sama. Ditipu oleh agenci. “Lalu Wl kami jemput bersama putrinya di wisma yang ada di Gang Sono, Tretes, Prigen. Kami minta pendampingan anggota dari Polsek Prigen. Keduanya berhasil kami bawa keluar. Sementara ini, kami tampung di kantor (LPA),” terang Daniel.
Adanya kasus itu sangat disayangkan Daniel. Mengingat, bukan kali ini saja kasus perdagangan manusia terjadi di kawasan Tretes yang selama ini masih lekat dengan image bisnis esek-eseknya.
Pada Maret lalu, Polres Pasuruan membongkar praktik perdagangan manusia di kawasan setempat. Ada lima pelaku yang diamankan usai memeriksa 48 perempuan yang dijadikan PSK.
“Bila perlu, tutup sekaligus wisma yang dengan terang-terangan telah melakukan perdagangan manusia. Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja,” harapnya.
Sumber : Radar Bromo