LUMAJANG. CBN-Indonesia.com – Status Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, naik menjadi level II Siaga pada Jumat (17/12/2021). Pada Minggu (19/12/2021) pagi, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali memuntahkan guguran awan panas sekitar pukul 05.31 WIB.di kutib Dari media (Solopos.com).
Sampai saat ini aktivitas pergerakan vulkanik Gunung Semeru belum cukup menghawatirkan. Oleh karena sebab itu masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar gunung dengan radius sekitar 13 km dari puncak.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pos Pantau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Liswanto, sebagaimana yang dikabarkan Okezone.com.
Selain itu, untuk mewaspadai potensi perluasan wilayah yang dilanda awan panas dan aliran lahar, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, hingga sejauh 17 km dari puncak. Saat ini Gunung Semeru berstatus siaga atau level III, masyarakat dilarang keras melakukan aktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu atau lava pijar.
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Diberitakan sebelumnya, Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengatakan ada peningkatan indikasi seismik di Semeru.
“Terkait peningkatan status Gunung Semeru, kemarin memang ada indikasi seismik yang naik dan pengamatan visual di lapangan. Dan kondisi akibat dari (erupsi) yang lalu, dengan adanya tumpahan lahar, menyumbat sungai,” kata Arifin usai meninjau langsung aktivitas Gunung Semeru, Jumat (17/12/2021), seperti dikabarkan Liputan6.com.
Jika hujan turun dikhawatirkan tumpahan lahar akan melebar. Hal ini menjadi salah satu alasan peningkatan status Gunung Semeru dari Waspada menjadi Siaga.
Menteri Arifin juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam zona rawan bahaya yang telah ditetapkan oleh Badan Geologi terkait meningkatnya status Gunung Semeru. Dia menambahkan setelah erupsi Semeru pada 4 Desember 2021 lalu, terdapat sekitar 8 juta kubik pasir yang turun dan menyumbat aliran sungai. Jalur sungai tersebut yaitu Besuk Kobokan, yang merupakan jalur aliran lahar dari Gunung Semeru ketika terjadi erupsi.
“Apabila ini tersumbat, akibatnya jika ada kejadian lagi akan meluas ke daerah di sekitarnya. Untuk itu kami melakukan pemetaan baru dan mengimbau masyarakat untuk mematuhinya,” tuturnya. (Red)