Warga Kemantren Geram, Akibat Seringnya Kehilangan Kotak Amal di Masjid Al-Huda Martopuro

PASURUAN. CBN-INDONESIA – Diduga seorang pencuri kotak amal di Masjid Kemantren Purwosari, Desa Martopuro Kecamatan Purwosari. Diduga kuat ternyata merupakan warga Dusun Alkmar Desa Martopuro.

Menurut sumber informasi TT dari warga yang enggan di sebutkan namanya, “Pelaku pencuri kotak amal itu warga yang tinggal di Dusun Alkemar, dengan kondisi tuna rungu, berhasil tertangkap berkat kekompakan dan kewaspadaan warga setempat, “Ungkapnya. Kamis, 01/08/24

Aksi pencurian ini menuai respon yang cukup beragam dari masyarakat setempat. Pasalnya tempat suci yaitu masjid Al-Huda Dusun Kemantren menjadi sasaran pencurian kotak amal, hal ini membuat warga menyoroti tindakannya tersebut.

Pencurian kotak amal di masjid dan mushollah telah menjadi masalah berulang di Dusun Kemantren, menyebabkan kekhawatiran dan kemarahan di kalangan warga sekitar.

Namun, kali ini, berkat kepedulian dan kerja sama, pelaku berhasil diidentifikasi melalui rekaman CCTV yang dipasang di lingkungan sekitar. Video tersebut menunjukkan dengan jelas aktivitas pelaku, yang kemudian dilaporkan kepada seluruh warga dan segera dilakukan penangkapan.

Lanjut, Ys, yang juga di samarkan namanya, “Pencuri tersebut, yang diketahui bernama Raffa (25), memiliki keterbatasan komunikasi karena mengalami gangguan pendengaran. Menyadari kondisi ini, warga Kemantren memilih pendekatan yang berbeda dalam memberikan sanksi.

Alih-alih melaporkan ke pihak kepolisian atau memberikan hukuman yang lebih berat, mereka memutuskan untuk memberikan sanksi positif berupa kerja sosial.

Selama satu bulan ke depan, Raffa diharuskan membersihkan area sekitar masjid sebagai bentuk tanggung jawab atas tindakannya. Selain itu, warga juga memastikan kebutuhan pangan Rudi tetap terpenuhi selama periode tersebut.
Untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraannya. Remaja dan warga setempat berpartisipasi aktif dalam memantau kegiatan Rudi serta memberikan dukungan moral yang diperlukan,”katanya.

Lanjutnya Ys, Orang tua raffa juga sepakat dan ikhlas terhadap keputusan ini. Sambil menirukan omongan orang tua terduga pelaku Ys mengungkapkan, “Saya selaku orang tua dari Raffa minta maaf atas kelakuan anak saya, untuk selanjutnya saya memberikan izin supaya anak tersebut mendapatkan efek jera, ngapunten seng katah kanggo sedoyo masyarakat kemantren khususnya kepada takmir masjid dan seluruh pengelola.”Ujarnya.

Tambahnya Kristian,“Kami ingin memberikan pelajaran yang berarti tanpa mengabaikan sisi kemanusiaan. Kami percaya bahwa pendekatan ini akan lebih efektif dalam mengubah perilaku dan memberikan dampak positif bagi komunitas,” ujar salah seorang warga, Bapak Kristian honda, saat ditemui di lokasi.

Langkah ini mendapat dukungan luas dari masyarakat setempat, yang berharap tindakan positif ini dapat memotivasi pelaku untuk tidak mengulangi perbuatannya dan memberikan pesan kepada masyarakat bahwa tindakan baik akan menghasilkan perubahan yang lebih baik. Sementara itu, pelaku juga telah menunjukkan rasa penyesalan dan berkomitmen untuk memperbaiki diri dimasa depan.

Dengan kejadian ini, diharapkan kekompakan dan kepedulian warga Kemantren dapat menjadi contoh bagi komunitas lain dalam menangani masalah serupa dengan penuh empati dan keharmonisan.” Tutupnya.

Penerbit : Redaksi

Our Visitor

0 8 1 7 1 4
Users Today : 32
Views Today : 312
Total views : 288666
Share on facebook
Facebook
Share on google
Google+
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Berita lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *